Selangkah Menjadi Muslim Kaffah Bersama #AyoHijrah dan Bank Muamalat Indonesia

Salah satu hal paling menarik dari pekerjaan saya adalah bertemu dengan orang-orang baru. Mendengarkan kisah, perjalanan dan pengalaman mereka membuat saya selalu bersyukur dan bersemangat sekaligus. Saya kerap tak lepas bersyukur, Tuhan YME memberikan saya kesempatan belajar sambil bekerja. Belajar yang dibayar.


Bank Muamalat Indonesia dan Halal Industri
Wisata Halal sebagai salah satu pendukung industri halal (Foto: Shutterstock)

Dalam satu kesempatan, pekerjaan mempertemukan saya dengan Rezza Artha. Dia adalah Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta. Pertemuan tersebut membuka mata saya pada pentingnya pengembangan industri halal di Indonesia.

"Produk dan industri halal dari berbagai industri bukan produk ekslusif bagi suatu kalangan tertentu tetapi massal untuk semua kalangan," katanya.
Saat itu, kami sedang membahas laporan Reuters dan Dinar Standard: State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019. Kendati merupakan negara dengan popolasi Muslim terbesar dunia, Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dari 73 negara yang disurvei. Laporan ini memberikan gambaran mengenai potensi ekonomi halal seperti makanan halal, keuangan syariah, fesyen serta kosmetik dan farmasi.

Dalam daftar tersebut, skor dan peringkat Indonesia kalah jauh dibandingkan tetangga kita, Malasyia. Negeri jiran ini menempati posisi pertama dengan skor 127. Salah satu penyebab tingginya peringkat Malaysia adalah karena semenjak beberapa tahun lalu, Malaysia sudah mempunyai Halal Industry Masterplan termasuk mencanangkan diri sebagai Premier Halal Hub in the World.

Setiap negara kata laporan tersebut, harus berbenah dan bersiap. Pasalnya, jumlah penduduk muslim dunia akan mengalami pertumbuhan cepat. Sampai tahun 2060, penduduk muslim global akan mencapai tiga miliar. Sebagian besar diantaranya adalah usia muda antara 24-32 tahun.

Tiga potensi bisnis penting adalah makanan, wisata dan keuangan syariah. Nilai ekonomi syariah bahkan diprediksi mencapai US$3,8 triliun sampai tahun 2030.

Indonesia tidak mungkin abai terhadap peluang ini. Bukan hanya karena modal sebagai penduduk muslim terbesar dunia. Namun, karena industri halal juga penting bagi perkembangan bisnis.


Bank Muamalat Indonesia dan Halal Industri
Industri Halal, tidak hanya sekedar makanan (Foto: Shutterstock) 
Industri halal, sebut Erwin, tidak hanya sebatas makan dan minuman mana yang boleh atau tidak dikonsumsi. Bukan hanya sekadar mengandung babi atau alkohol, misalnya. Namun, bagaimana proses menghasilkan dan mengelolanya. Daging ayam dan sapi jelas halal. Itu saja belum cukup. Bagaimana ayam dan sapi tersebut dikembangkan dan dipotong? Apakah sesuai dengan syariat Islam? Bagaimana pula dengan distribusinya? Daging ayam dan sapi tentu tidak boleh dicampur dalam mobil berpendingin (cold storage) yang juga mengangkut daging non-halal. 

"Dalam cakupan yang lebih luas, kita juga bisa memastikan bahwa peternakan tersebut dikelola sesuai dengan prinsip keuangan Islam. Dibiayai oleh lembaga keuangan syariah misalnya, hal itu juga menjadi pertimbangan," katanya lagi.
Industri halal, kata Erwin, juga merupakan manifestasi Islam sebagai rahmatan lil' alamin, agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semesta. Bukankah non-muslim pun tidak ada salahnya mengonsumsi daging ayam dan sapi bersertifikat halal? Pebisnis juga tentu mendapatkan produk yang lebih berkualitas dan beroleh nilai tambah (added value).

Pola pikir ini pulalah yang harus diubah, khususnya pengusaha atau pengelola bisnis. Industri halal harus ditempatkan sebagai produk massal, bukan sebaliknya: ekslusif. Langkah ini juga diimbangi oleh kesiapan stakeholder dan infrastruktur pendukung. Pemerintah Indonesia telah memasukkan pengembangan industri dan pariwisata halal dalam prioritas pembangunan. Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) bahkan menempatkan Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik 2019.

===

Membicarakan industri halal membuat saya teringat Bank Muamalat Indonesia. Berdiri sejak Mei 1992, Bank Muamalat adalah bank syariah pertama di Indonesia. Pendirian Bank Muamalat digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim. 

Dua tahun kemudian, Bank Muamalat Indonesia resmi menyandang izin sebagai Bank Devisa dan perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang dilakukan lima kali di tahun 2003, beberapa pemegang saham masuk. Salah satunya adalah Islamic Development Bank (IDB).

Mengikuti perkembangan kebutuhan dan ekonomi masyarakat, bisnis Bank Muamalat Indonesia terus membesar. Tahun 1997, Bank Muamalat Indonesia mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat. Di tahun 2006, Bank Muamalat Indonesia juga menambah anak usahanya dengan mendirikan PT. Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).

Selain sebagai bank syariah pertama di Indonesia, saya juga mengenal Bank Muamalat Indonesia sebagai bank yang paling konsisten. Khususnya dalah memegang prinsip ekonomi dan bisnis Islam. Sekira tahun 2012, masih segar dalam ingatan saya ketika harga emas naik melambung tinggi. 

Berbondong-bondong, bank syariah kemudian membuka bisnis cicil atau berkebun emas.Saya termasuk salah satu yang tertarik dengan program tersebut dan menanyakannya ke Bank Muamalat Indonesia. 

Apa jawabnya? Bank Muamalat Indonesia konsisten untuk tidak masuk ke bisnis tersebut. Mereka melihat bahwa gadai emas lebih banyak mengandung mudharat ketimbang manfaat. Lebih banyak spekulasi. Beberapa bulan kemudian, regulator perbankan, Bank Indonesia (BI) menghentikan bisnis gadai emas milik beberapa perbankan syariah.

===

Mendukung perkembangan iklim industri halal, Bank Muamalat Indonesia mengembangkan gerakan #Ayo Hijrah. Hijrah adalah sebuah kata yang digunakan Nabi Muhammad SAW ketika pindah dari Mekkah ke Madinah sekitar tahun 622 H. 

Suasana Mekkah yang semakin tidak aman saat itu, membuat hijrah ke Madinah menjadi jalan terbaik. Hijrah ke Madinah juga membawa pengaruh baik pada perkembangan Islam. Agama Islam berkembang pesat dengan Madinah sebagai pusatnya. Nabi Muhammad SAW juga akhirnya dimakamkan di Madinah.

Semenjak itu, istilah hijrah kerap digunakan untuk seseorang yang berusaha menjadi lebih baik. Menjadi muslim yang kaffah sesuai Al-Quran dan Hadist dalam berbagai aspek kehidupan. Mengapa? Karena Islam adalah agama yang sempurna. Agama yang tidak hanya mengatur cara kita beribadah kepada Allah SWT tetapi juga jalan hidup (way of life).

Sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, tujuan #AyoHijrah adalah mengajak masyarakat beralih ke sistem keuangan syariah. Meskipun gerakan #AyoHijrah tidak hanya sebatas pada hal tersebut. #AyoHijrah yang dipopulerkan Bank Muamalat Indonesia menawarkan solusi menyeluruh dalam keuangan masyarakat.

Bank Muamalat Indonesia dan Industri Halal
Kampanye AyoHijrah Bank Muamalat (Foto: Twitter Bank Muamalat Indonesia)

Kampanye #AyoHijrah yang digalakkan Bank Muamalat Indonesia sejalan dengan apa yang sedang saya ingin lakukan. Menjadi muslim yang lebih baik dari hari ke hari. Memulainya dengan diri pribadi, dari kebiasaan kecil dan lingkungan terdekat. Karena menurut saya, hijrah adalah sebuah perjalanan spiritual seorang pribadi. Hablumminnallah yang pasti akan tercermin dalam habluminannas. Tidak perlu banyak diceritakan dan dibagikan kepada banyak orang di media sosial misalnya tetapi bisa dirasakan oleh pribadi dan lingkungan terdekat.

Dalam cakupan yang lebih besar, mengingat pembicaraan saya dengan Rezza Artha tersebut, saya sadar akan tanggung jawab sebagai pribadi. Mengembangkan lembaga berbasis syariah, khususnya lembaga keuangan syariah, berarti mendukung industri halal. Menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan industri halal. Sebagai seorang Muslim, hal ini tentu menjadi rasa syukur. 

Di bidang keuangan, upaya hijrah yang saya lakukan menjadi lebih mudah dengan hadirnya produk Bank Muamalat Indonesia. Tabungan iB Hijrah misalnya, adalah tabungan yang nyaman digunakan untuk kebutuhan transaksi dan belanja sehari-hari. Dengan kartu Shar-E Debit berlogo Visa, saya dapat menggunakan kartu tersebut di berbagai merchant baik di dalam maupun luar negeri. Bank Muamalat Indonesia juga tanggap dengan perkembangan teknologi dan melengkapi produk consumer dan retail bankingnya dengan mobile serta internet banking.

Pentingnya pengaturan keuangan adalah adanya rencana matang. Bank Muamalat Indonesia paham. Karena itu,  Bank Muamalat Indonesia membantu nasabah dengan tabungan IB Hijrah Rencana untuk mengatur berbagai tujuan keuangan besar seperti pernikahan dan pendidikan. 

Bagi nasabah yang ingin pergi ke Tanah Suci, Bank Muamalat Indonesia juga memiliki tabungan IB Hijrah Haji dan Umroh. Dalam waktu dekat, Bank Muamalat Indonesia juga akan membuat  produk bagi kamu yang ingin memiliki rumah dengan skema pembiayaan syariah melalui IB Hijrah Angsuran Super Ringan dan Fix.

Melalui serangkaian produk tersebut, saya merasa upaya mendekatkan diri dengan Allah SWT akan semakin mudah. Terima kasih Bank Muamalat Indonesia.




Komentar