Mampir di Toko Maju Mayestik; Yang Terselip Diantara Lautan Renda dan Kancing



Mayestik, Jakarta Selatan
Bertiga Diantara Tumpukan dan Lautan Renda

Akhir pekan kemarin, saya kedatangan tamu dari luar kota. Teman satu gank saat kuliah dulu. Mereka yang memiliki karakter super unik. Keunikan itu bertahan sampai sekarang. Temanmu adalah cerminanmu, kata orang bijak. Karena doyan nge-mall, teman-teman saya yang datang ke Jakarta biasanya minta diajak ke mall. Minimal Thamrin City dan Grand Indonesia. Yang ini lain.

"Temenin ke Pasar Mayestik ya? Aku mau belanja benang," katanya beberapa minggu sebelum tiba di Jakarta.

Duh, bocah! Saat kuliah dulu, teman ini tomboy banget. Saya yakin di lemarinya, tak ada satupun rok panjang. Make-up dan aneka skincare juga tak pernah dekat dengan muka dan ranselnya. Waktu mengubah banyak. Sekarang dia lebih feminin, meski sepatunya sneakers.

Yang luar biasa, dia dan temannya memiliki usaha kerajinan tangan. Sulam menyulam dan jahit-menjahit menjadi hobi barunya. Dia ahli busy book, souvenir pernikahan, hiasan gorden dan sebangsanya. Haha..Dia cerita banyak tapi banyak istilah yang cuma asal lewat saja di telinga.

Saya tentu saja tidak bisa menolak permintaan istimewanya ini. Sabtu, kami bertiga pergi ke Mayestik. Waktu masih di Infobank dulu, saya ke Mayestik hanya untuk makan. Tak tahu mana-mana. Karena itu, saya memintanya melakukan pencarian di Google. Ia menyarankan kami pergi ke Toko Maju.

Toko Maju menjual berbagai aksesoris seperti kancing, renda, tali, payet dan sebangsanya. Kalau sudah tiba di Mayestik, Toko Maju sangat mudah dijangkau. Dari gerbang depan, kami tanya pada tukang parkir dan penjual rujak (yang bikin liur menetes). Langsung ketemu. Mereka buka setiap hari dari pukul 08.00-17.00 WIB, kecuali Minggu yang hanya sampai 16.00 WIB.

Begitu masuk, saya mendadak seperti tersesat ke dunia lain.

Terperangkap.

Tampak Luar Toko Maju yang "Menyesatkan"


Sekilas, tidak ada yang istimewa dari Toko Maju. Plang tokonya begitu sederhana. Lebar tokonya, bahkan tidak lebih dari lima meter. Toko ini ternyata memanjang. Panjang banget, mungkin lebih dari 250 meter. Tidak kelihatan bagian depan dan belakang toko karena ada pintu dan plang toko di depan dan belakang.


Pasar Mayestik Kebayoran Lama
Lautan Kancing di Toko Maju


Masuk makin dalam, toko ini seperti labirin. Labirin penuh renda, benang, kancing, tali, manik-manik, peniti, jarum, kain flanel dan sejuta barang lain yang saya tidak tahu namanya. Penuh sampai langit-langit. Lucunya, semua karyawan yang melayani barang-barang ekstra feminin ini laki-laki. Kenapa ya? Apa menurut pengalaman mereka laki-laki lebih telaten dengan benang dan pernik-pernik? Hihi...

Bagi tamu saya, toko Maju itu surga. Sampai sana, dia langsung khusyu memilih. Lupa apa yang mau dicari dan dibeli, katanya. Sementara bagi kami berdua, ini tempat piknik. Kami cuma AAOO melihat jutaan gulungan kain dan tali. Paduan warnanya ternyata bagus untuk swafoto. Beli sesuatu? Tak usahlah. Lha wong jahit baju atau celana bolong saja amburadul. Hihi... 


Pasar Mayestik, Kebayoran Lama
Swafoto di Toko Maju, Destinasi Wisata Dadakan

Saya yakin toko Maju ini menjadi rujukan bagi para pekerja kreatif di Jabodetabek (bahasa Bekraf banget). Selama di sana, saya melihat puluhan karyawannya sibuk melayani pelanggan. Konsumen mereka datang dan pergi setelah menyelesaikan transaksinya. Beli manik-manik dan kancing kecil, tapi bayarnya sampai ratusan ribu. Haha...

Hari berikutnya, kami ke Thamrin City. Di sana, ada Charisma yang mirip Toko Maju. Tapi, tidak semua barang bisa dibeli satuan. Saya perhatikan, beberapa renda bahkan harus dibeli gulungan. Aturan ini tidak berlaku di toko Maju. Semua bisa dibeli satuan atau meteran. Kalau punya passion dengan jahit dan rajut, saya yakin Toko Maju adalah one stop shopping center. Kalau saya sih menyebut, somewhere you never heard of. Meski sudah lebih dari lima tahun di Jakarta. Wkwk...


Pasar Mayestik, Kebayoran Lama
Liontin dan Manik-Manik Kecil Begini Lho, Ribuan Jumlahnya

===

Belakangan ini, saya lebih senang menghabiskan waktu untuk mengobrol. Mengobrol dan mendengarkan cerita orang, membuat kuantitas baca dan tulis saya agak menurun. Ketika berada di Kebumen hampir seminggu penuh kemarin, saya bawa dua buku. Dua-duanya nyaris tidak tersentuh. Mengobrol terasa lebih mengisi sesuatu dalam diri yang sepertinya sedang pergi. Apa ya?

Buku, di mata saya, sedang terlihat menjemukan. Baca artikel atau berita juga terlihat tidak terlalu menarik. Meskipun, beberapa tulisan bergas tetap tidak pernah gagal. Kumpulan tulisan Dahlan Iskan di disway.id salah satunya. Ketika selesai membaca tulisan ini, ada yang menggenang di pelupuk mata. Ah, betapa pekerjaan kita begitu banyak.

Sebuah kolom di Harian Bisnis Indonesia juga menohok. Dalam karya terbarunya The Great Shifting, Rhenald Kasali menyebut, tidak ada tempat bagi orang-orang yang berpikir usang. Menyelesaikan permasalahan dengan cara dan metode lama. Mendisrupsi diri atau atau terdisrupsi. Bukan hanya karena kehadiran teknologi tetapi lebih jauh dari itu. Teknologi hanya sebagai alat. Jembatan. Shifting dilakukan mulai dari pola pikir sampai eksekusi. Bahasa pemerintah, dari hulu ke hilir. Bahasa Islamnya, kaffah. 

Dalam proses shifting, kadang kita merasakan kemunduran. Situasinya serba kacau balau. Namun, seorang pemenang wajib bertahan. Istiqomah.

Terus, seperti biasa, saya jadi galau. Apa secara khusus Rhenald Kasali sedang menyindir saya? Sepertinya, selama ini, saya juga tidak melakukan perubahan apapun. Saya melakukan kerja dengan cara yang sama setiap harinya. Tidak ada yang baru. Tidak kreatif dan inovatif. Tidak tercambuk dengan kejamnya persaingan.

Bandingkan dengan Nadiem Gojek? Di usianya yang masih 33 tahun, dia telah melakukan banyak sekali kerja bagi orang banyak. Sampai Juni 2018, Globe Asia memasukkan Nadiem menjadi orang terkaya di Indonesia nomor-150. Kekayaannya mencapai USD100 juta. Tapi ketinggian sih ya, bandingin diri sama Nadiem. Wkwk...

Saya merasa ada yang salah dengan diri saya.

===



Pasar Mayestik Kebayoran Lama
Merek Bajumu juga Bisa Dipesan di Toko Maju. Lima Hari Jadi.


Kemarin itu, pulang dari Mayestik, saya kepikiran. Betapa sempitnya pikiran dan cara pandang saya dalam melihat segala sesuatunya. Barangkali, itu pesan utama dari setumpuk buku Rhenald Kasali (atau pakar manajemen manapun) soal disrupsi. Seseorang hanya akan menilai, menjalankan dan mengatasi masalahnya sesuai dengan apa yang selama ini dia tahu. Selama ini dijalaninya. Menurut dia paling benar dan aman.

Bila Toko Maju bisa berkembang sebesar itu, bukankah seharusnya saya tahu? Atau paling, saya seharusnya tidak usah begitu terpukau-pukau selama di sana? Biasa saja. Tapi ternyata tidak. Saya benar-benar terpukau. Bagaimana sih, agar bisa membuka diri, mencari celah dan kemudian mengembangkan diri? Kenapa saya seperti terperangkap dalam lubang ya?

Tantangan bisnis dan karier ke depan, begitu besar. Begitu banyak. Begitu komplek. Dia bisa menggilas siapa saja yang tidak siap. Tiba-tiba, ketakutan itu menjelma monster besar. Bagaimana kalau saya gagal dalam persaingan? Bagaimana kalau kemampuan dan keterampilan saya usang dimakan kemajuan? Sementara saya hanya berpangku tangan?

Hari ini saja, maafkan saya, kalau saya merasa menjadi seseorang yang kalah. Saya masih sangat berharap ini hanya kekhawatiran saja.

Komentar

  1. Mbak aku cari payet piring kotak adakah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Payet piring kotak yang kayak apa Mbak? Hehe...

      Toko Maju ini komplet banget isinya, tentang segala hal mengenai jahit menjahit. Rasanya semuanya ada di sana. Semoga membantu ya.

      Terima Kasih sudah mampir dan membaca.

      Hapus
  2. Mba no contantnya brp ? mau nanya punya piringan bakar uk. 6 ml atau 8 ml lubangnya 2

    BalasHapus
  3. Boleh minta no WhatsApp toko, saya mau pesan untuk jual lagi, saya dari Aceh

    BalasHapus
  4. Mau cari stoper untuk bikin kalung mutiara2an ada nggak sis, warna gold atay silver?
    Tks

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum Kak ada ready renda kain seribu peyet bolak-balik tidak ?

    BalasHapus
  6. Kak, ada Payet kristal tetes ukuran kecil?

    BalasHapus
  7. Dek saya mau beli alat2 menjahit buat di jual saya dari sidimpuan

    BalasHapus

Posting Komentar