Pesan dari Orang-Orang Hebat di Sekitar Saya
Biasanya, saya menyalahkan diri sendiri ketika kebanyakan stalking media sosial sambil bekerja. Ini sudah jadi semacam Janji Pramuka, tapi susah berhentinya. Hari ini terjadi lagi. Kerjaan saya masih banyak, tapi stalking membuat mata ini berkaca-kaca tapi semangat sekaligus. Semangat untuk malah ngoceh di sini. Hihi...
Beberapa waktu lalu, sebuah kegiatan mengenalkan saya pada beberapa orang-orang baru. Bukan suatu kegiatan besar atau hebat. Biasa saja. Dampaknya, dalam pandangan saya yang sering kebangetan julidnya ini, mungkin juga tidak akan terlalu hebat atau besar. Kegiataan untuk pendidikan anak-anak usia dini.
Kenapa saya bilang dampaknya belum tentu besar? Soalnya kegiatannya cuma satu atau beberapa hari. Jadi, saya cukup realistis.
Hey You, Whatsapp? |
Beberapa waktu lalu, sebuah kegiatan mengenalkan saya pada beberapa orang-orang baru. Bukan suatu kegiatan besar atau hebat. Biasa saja. Dampaknya, dalam pandangan saya yang sering kebangetan julidnya ini, mungkin juga tidak akan terlalu hebat atau besar. Kegiataan untuk pendidikan anak-anak usia dini.
Kenapa saya bilang dampaknya belum tentu besar? Soalnya kegiatannya cuma satu atau beberapa hari. Jadi, saya cukup realistis.
Sebagai upaya membentuk karakter dan kualitas diri, saya yakin pendidikan adalah sebuah proses berkelanjutan. Tidak akan bisa dilakukan dalam semalam seperti laku Bandung Bondowoso pada cintanya, Roro Jonggrang.
BTW, saya juga jadi kepikiran. Kisah sejarah cinta (amor) ini mengandung makna penting. Cinta yang terlalu menggebu-gebu pada seseorang atau sesuatu hanya luapan emosi sesaat yang lebih banyak dampak negatifnya. Haha...B-A-P-E-R!! Tapi ini bukan curhat lho yaaa...
Pada awalnya, pertemuan dengan mereka biasa saja. Ini bukan pengalaman pertama sehingga tentu saja saya lebih santai. Sampai beberapa hari sebelum acara, saya terus memantau whatsapp grup dan media sosial. Kok mereka heboh banget, sementara gw dan kenalan2 baru ini biasa saja ya? Haha...ini yang namanya slow respon.
BTW, saya juga jadi kepikiran. Kisah sejarah cinta (amor) ini mengandung makna penting. Cinta yang terlalu menggebu-gebu pada seseorang atau sesuatu hanya luapan emosi sesaat yang lebih banyak dampak negatifnya. Haha...B-A-P-E-R!! Tapi ini bukan curhat lho yaaa...
Pada awalnya, pertemuan dengan mereka biasa saja. Ini bukan pengalaman pertama sehingga tentu saja saya lebih santai. Sampai beberapa hari sebelum acara, saya terus memantau whatsapp grup dan media sosial. Kok mereka heboh banget, sementara gw dan kenalan2 baru ini biasa saja ya? Haha...ini yang namanya slow respon.
Maka, pelajaran pertama yang saya dapatkan adalah tentang dedikasi dan loyalitas. Proses yang tidak akan pernah menghianati hasil. Orang bisa bilang kamu kurang kerjaan, tidak punya (atau tidak meluangkan) waktu, tidak merasa bertanggung jawab, tidak prioritas, tidak penting. Apa saja alasan yang percayalah, saya juga pandai merangkainya dalam waktu kurang dari lima menit. Tapi sekali lagi, ini bukan tentang merangkai alasan.
Bukan. Semua ini tentang kemauan saja sebenarnya. Untuk ikut andil dan turut serta. Untuk memberikan yang terbaik dan mempersiapkan yang sebaik mungkin. Saya masih melakukannya dengan setengah hati meskipun semuanya berjalan lancar.
Saya bertemu orang-orang HEBHATT..
Hari ini, saya mengetahuinya dengan dua mata dan dua telinga penuh. Milenial-milenial yang tidak saja hobi mengeluh dan mengomentari apa saja yang tidak sesuai dengan maunya. Khususnya di media sosial. Saya bertemu milenial-milenial yang mau berbagi. Memikirkan permasalahan bersama dan kemudian bertindak, "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?"
Bukan. Semua ini tentang kemauan saja sebenarnya. Untuk ikut andil dan turut serta. Untuk memberikan yang terbaik dan mempersiapkan yang sebaik mungkin. Saya masih melakukannya dengan setengah hati meskipun semuanya berjalan lancar.
Saya bertemu orang-orang HEBHATT..
Hari ini, saya mengetahuinya dengan dua mata dan dua telinga penuh. Milenial-milenial yang tidak saja hobi mengeluh dan mengomentari apa saja yang tidak sesuai dengan maunya. Khususnya di media sosial. Saya bertemu milenial-milenial yang mau berbagi. Memikirkan permasalahan bersama dan kemudian bertindak, "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?"
Setelah itu, tanpa banyak mulut, mereka melakukannya. Kehilangan uang, waktu, tenaga. Dan benar kata orang bijak, sedikit atau banyak, semangat itu menular. Nyala itu menghangat. Aura positif menyeruak dalam lingkaran.
September tahun ini, bulan khusus bagi saya. Lembar-lembar baru dimulai dan dibuka kembali. Pintu-pintu yang setengah tertutup atau tertutup mungkin harus diketuk kembali. Yang lain, harus disusun ulang.
Tapi saya beruntung.
Saya bersama orang-orang hebat. Dari mereka, saya belajar. Kemarin, saya belajar bagaimana mengelola pertanyaan dan jawabannya. Tidak semua pertanyaan harus dijawab. Tidak semua pertanyaan pula harus diajukan dengan kalimat-kalimat panjang dan berputar. Buat apa? Agar terlihat lebih pintar? Berpikir, berpikir dan berpikir dengan cermat, kritis dan analitis.
September tahun ini, bulan khusus bagi saya. Lembar-lembar baru dimulai dan dibuka kembali. Pintu-pintu yang setengah tertutup atau tertutup mungkin harus diketuk kembali. Yang lain, harus disusun ulang.
Tapi saya beruntung.
Saya bersama orang-orang hebat. Dari mereka, saya belajar. Kemarin, saya belajar bagaimana mengelola pertanyaan dan jawabannya. Tidak semua pertanyaan harus dijawab. Tidak semua pertanyaan pula harus diajukan dengan kalimat-kalimat panjang dan berputar. Buat apa? Agar terlihat lebih pintar? Berpikir, berpikir dan berpikir dengan cermat, kritis dan analitis.
Saya, kamu, kan sudah dewasa. Sudah belajar dan berkubang dengan norma dan aturan masyarakat. Sudah belajar beradaptasi diri dan kemudian bertahan. Belajar dan itu, seperti kata semua orang bijak, adalah proses selama jantung masih berdetak. Tak terbatas ruang, lembaga dan institusi.
Ketika saya tidak menyepakati satu atau beberapa hal. Apakah semua ketidaksepakatan itu membuat kita harus selalu menjadi pihak oposisi? Mengumpulkan kekuatan untuk menjadi pihak yang melawan? Saya akan mencoba diam saja. Melihat dari jauh. Mengukur besaran angin dan ombak.
Ketika saya tidak menyepakati satu atau beberapa hal. Apakah semua ketidaksepakatan itu membuat kita harus selalu menjadi pihak oposisi? Mengumpulkan kekuatan untuk menjadi pihak yang melawan? Saya akan mencoba diam saja. Melihat dari jauh. Mengukur besaran angin dan ombak.
Toh, sekali lagi, bukankah kita tidak harus hidup dengan pilihan-pilihan pertama? Seseorang mengajarkan saya dulu, untuk berdamai dengan keadaan. Bertahan dengan pilihan-pilihan nomor tujuh, sepuluh atau lima belas sekalipun.
Siang-malam tetap berganti. Dunia berputar.
dan tentu saja,
Tagihan-tagihan harus dibayar. Makan, minum dan jajan tetap harus dibeli.
Siang-malam tetap berganti. Dunia berputar.
dan tentu saja,
Tagihan-tagihan harus dibayar. Makan, minum dan jajan tetap harus dibeli.
Rekening di ATM tentu saja akan kembali kosong dan minta diisi.
Hehe...
Hehe...
Tak perlu lagi sedu sedan itu
...
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
(Aku - Chairil Anwar)
Komentar
Posting Komentar