Sebuah Resolusi di 2019, Kisah Klasik yang Berulang di Awal Tahun
Akhir tahun 2018 yang unik mengantarkan saya pada awal tahun yang aneh di 2019. Di tahun penuh rombang-rambing ini, sebenarnya resolusi apa yang harus disusun?
One of The Best Moment in 2018, Menyaksikan Konser 30 Tahun Kla Project |
Jadi....mari kita mulai mengisi lagi halaman ini dengan semangat 2019. Yang setelah dibuka dengan curhat penuh wasangka, catatan kedua adalah tentang saya pribadi. Whuaaa...langsung pergi semua.
Tahun 2018 adalah tahun yang sedikit tidak biasa. Beberapa hal tiba-tiba datang menyapa dan harus dijalani sejak awal tahun. Tengah tahun diisi dengan nawaitu. Akhir tahun diisi dengan syukur. Hasilnya? Syukur Tiada Akhir (kayak judul buku Opa mantan bos. Hihi...)
Akhir tahun, ketika semua orang di sekitar saya bergelut dengan rencana libur akhir tahun, tiket dan akomodasi murah, jatah cuti segambreng, diskon akhir tahun atau sekedar agenda hedon, saya abai. Rasanya semua itu jauh dari benak. Bukan, bukan. Saya bukan mau pamer betapa saya banting tulang dan kerja keras. Malu saya sama Nadiem Makarim yang sudah bikin Gojek jadi Unicorn, ngomong kerja keras.
Saya cuma enggak bisa bagi waktu dan prioritas hidoep sadja. SUDAH.
Kemudian sekonyong-konyong, tahun 2019 datang depan mata. Pergantian tahun ini, saya dan seorang teman SMA dari Kebumen mengisi momen itu dengan kegiatan yang tidak biasa. Menginap di masjid Taman Surapati, Menteng.
Sholehah banget ya? Hahaha...Jangan salah. Kami berdua cuma bosen sama rutinitas kembang api dan ngobrol Lalala sampai pagi. Lagian saat itu Jakarta hujan semalaman. Basah. Mending ngadem (dan numpang tidur) di masjid. #ehm...
Sebelumnya, teman saya sempat ngajakin HEDON di sini. Untung saya selametin. Haha... |
Pagi hari pertama 2019, kami berdua main drama. Lepas Shubuh, setelah muhasabah dan tafakur diri (#ehm lagi) dengan tidak tidur semalaman, perut keroncongan. Teman saya itu bawa mobil sehingga timbul hasrat mencari sarapan pagi yang luar biasa. "Jajan makanan yang unik, enak, legendaris dan belum pernah dicicip di kota metropolitan," tekad kami.
Google banyak membantu sekaligus menyesatkan. Puter-puter setengah Jakarta. Namun, jam setengah enam pagi di 1 Januari 2019 yang basah, Jakarta tidur lelap. Enggak ada warung "spektakuler" yang buka. Akhirnya? Makan bubur ayam, bubur kacang ijo, gorengan dan milo panas di Mamang Sunda kawasan Bendungan Hilir. Hahaha....mamam, jajan lutju!!
Tentang Resolusi 2019
Hampir sebulan ini, Jakarta diguyur hujan setiap hari. Hujan deras, hujan badai angin dan hujan rintik sepanjang hari. Kadang, mendung yang menggelayut manja sejak pagi hari. Aduh, tiap pagi rasanya ingin kembali menarik selimut dan bergelung di bawahnya. Biarkan saja dunia berputar dan bergerak di luar sana.
Resolusi tahunan? Gaya hidup sehat dan disiplin? Nanti dulu, dinginnn. Lagipula, 2019 masih 300-an hari lagi. Wkwkwk
Namun belum genap satu bulan, saya telah membuat sebuah langkah. Satu langkah yang sebelumnya mungkin tidak akan terpikir harus dilakukan sekarang. Semesta saja yang menyapa dan menggariskan, kata teman saya.
Langkah ini membuat saya sering berpikir. Ini pencapaian besar atau langkah yang terburu? Emang setelah ini mau apa dan kemana? Buat apa? Tapi kata orang bijak, hidup yang terlalu jelas tidak layak dijalani. Karena yang paling menarik dari hidup adalah tentang segala ketidakpastian yang tersebar di setiap jalan dan persimpangannya. Bukan begitu, fens?
Kemudian,
Tentang diri sendiri.
JUST BE YOU. Hidup telah banyak memberikan banyak sekali contoh dan pelajaran. Tentang tawa bahagia serta luka dan airmata, atau sesuatu diantaranya atau mengenainya. Jadi sudahlah. Tertawa saja dan menangislah bila memang cuma itu yang harus dilakukan.
Kalau lelah melangkah, berhenti saja dulu. Lihat matahari dan bintang yang masih saling berganti tugas. Dalam senyap.
Tentang Resolusi 2019
Hampir sebulan ini, Jakarta diguyur hujan setiap hari. Hujan deras, hujan badai angin dan hujan rintik sepanjang hari. Kadang, mendung yang menggelayut manja sejak pagi hari. Aduh, tiap pagi rasanya ingin kembali menarik selimut dan bergelung di bawahnya. Biarkan saja dunia berputar dan bergerak di luar sana.
Resolusi tahunan? Gaya hidup sehat dan disiplin? Nanti dulu, dinginnn. Lagipula, 2019 masih 300-an hari lagi. Wkwkwk
Tahun ini, resolusi 2019 saya adalah meneruskan resolusi 2018 yang belum tercapai. Istilahnya pemerintah, proyek multiyears yang pengerjaannya cukup 2-3 bulan saja setahun. Wahaha...ampun.
Namun belum genap satu bulan, saya telah membuat sebuah langkah. Satu langkah yang sebelumnya mungkin tidak akan terpikir harus dilakukan sekarang. Semesta saja yang menyapa dan menggariskan, kata teman saya.
Langkah ini membuat saya sering berpikir. Ini pencapaian besar atau langkah yang terburu? Emang setelah ini mau apa dan kemana? Buat apa? Tapi kata orang bijak, hidup yang terlalu jelas tidak layak dijalani. Karena yang paling menarik dari hidup adalah tentang segala ketidakpastian yang tersebar di setiap jalan dan persimpangannya. Bukan begitu, fens?
Kemudian,
Tentang diri sendiri.
JUST BE YOU. Hidup telah banyak memberikan banyak sekali contoh dan pelajaran. Tentang tawa bahagia serta luka dan airmata, atau sesuatu diantaranya atau mengenainya. Jadi sudahlah. Tertawa saja dan menangislah bila memang cuma itu yang harus dilakukan.
Kalau lelah melangkah, berhenti saja dulu. Lihat matahari dan bintang yang masih saling berganti tugas. Dalam senyap.
Berarti semua masih baik-baik saja. Masih ada DIA sebagai tempat berpasrah dan berharap. Menggantukan nasib dan hidup.
Lho, lho, lho...
Di luar, kenapa langit kembali muram dan tanah basah?
Mungkinkah dia cemburu?
Karena saya kembali menekuni jendela artificial ini?
Bukannya menikmati secangkir kopi hitam panas yang aromanya begitu menggoda, sejak tadi
Nikmati kopimu,
Lho, lho, lho...
Di luar, kenapa langit kembali muram dan tanah basah?
Mungkinkah dia cemburu?
Karena saya kembali menekuni jendela artificial ini?
Bukannya menikmati secangkir kopi hitam panas yang aromanya begitu menggoda, sejak tadi
Nikmati kopimu,
bersama dengan sejuta kidung syukur
yang mungkin kini mulai jarang dirapal
Langit, jangan hujan dulu,
Mari kita berdansa!!
yang mungkin kini mulai jarang dirapal
Langit, jangan hujan dulu,
Mari kita berdansa!!
Komentar
Posting Komentar