Ngasal dan Suka-Suka: Trading Saham untuk Pemula

Ada banyak sekali hal dengan tenggat waktu yang mepet belakangan ini (#ehm sibuk). Namun seperti biasa, pekerjaan paling menantang diselesaikan ketika tenggat dekat dengan garis mati. Karenanya dia disebut deadline. Saat itu, kemampuan terbaikmu tiba-tiba naik dua bahkan tiga digit. Bukan begitu? Begitu bukan? Ekekek...



Memaksimalkan Margin trading
Karena tidak seorangpun yang selalu bisa menang melawan pasar. So, tighten your seatbelt!

Jadi, karena saya kembali bosan. Saya mau iseng membuat catatan trading saham sepekan saja. Haha...biar ala-ala analis macam Satrio Utomo yang bikin blog khusus trading atau Teguh Hidayat yang luar biasa cerdasnya itu.

So Gaes, langsung saja, ini catatan trading saya: 

Lebih dari lima tahun berkutat di dunia ekonomi. Saya tetap merasa tidak bisa apa-apa. Enggak ngerti apapun kecuali kulitnya saja. Termasuk soal pasar modal dan saham ini. Padahal, tahun kemarin, saya lulus ujian Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) dari Bursa. Eh, malah sombong !

Beberapa bulan belakangan, kesalahan terbesar saya adalah mengempit saham PT Charoen Pokpand Tbk (CPIN) di harga Rp7000-an. Sedih banget enggak. Kenapa begitu bodoh? Greedy adalah alasan utama. Sebelumnya, saya sudah beberapa kali trading CPIN dan sukses. Jadi kayak main yoyo, beli-jual dengan selisih tidak lebih dari 5%.

Posisi terakhir, saya mungkin kurang baca kalau harga ayam hidup sudah jatuh di pasar. Kementerian Pertanian sampai turun tangan bikin harga acuan, ya kan? Posisi saya sudah terlanjur nyangkut di atas. Sedih banget? Jangan dibayangkan, berat. Sedihnya tuh berasa dobel karena sebelumnya saya pegang PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).

Sebelum harga ayam jatuh, JPFA dibuang karena geraknya lamban. Tuker CPIN. Eh, pas emiten pakan ternak atau poultry kaya dua emiten ini jatuh, semua analis bilang JPFA paling bagus dan dia masih bisa hijau. CPIN? Aduh, gigit jari saja.

Apa yang saya lakukan dalam situasi ini? Jangan dilakukan karena tidak ada dalam buku Intelligent Investornya Benjamin Graham. Saya punya beberapa alternatif. Pertama adalah buka akun sekuritas baru biar merahnya CPIN ini enggak menganggu mata dan hati. Biarkan dia menjadi tabungan untuk anak cucu kelak. Haha... Kedua, average down harga tapi kalau sudah di Rp6000-an. Ketiga, pensiun dari saham. Ganti jualan es-teh saja. Wkwk...

Kembali, saya tidak konsisten. Beberapa bulan menunggu, saya tidak sabar. Mau top-up kok banyak banget. Jadi, saya pinjam dana sekuritas. Terima Kasih Panin Sekuritas! Wkwk... Apa yang harus dipertimbangkan kalau mau beli saham pakai trading limit? Perhatikan: (sok pinter)


  1. Pastikan gerak sahamnya sedang likuid. Dengan begitu, kamu bisa keluar masuk dalam satu hari. 
  2. Jangan serakah dan tamak. Langsung buang semua saham yang berhasil dibeli hari itu. Untung dua sampai empat faksi harga sudah sukur (kalau CPIN, lumayan juga sih). Kalau saham yang punya faksi harga satuan, kayaknya belum terasa ya? Tapi buang hari itu juga. Misalnya CPIN nih, beli Rp5.000. Langsung jual di hari yang sama Rp5.050-Rp5.100. 
  3. Batas waktu memiliki saham hasil trading limit (pinjeman) sekuritas adalah T+2 ya Gaes. Jadi kalau beli Senin, maksimal jual lagi Rabu. Kalau enggak kamu akan terkena jual paksa (force sell). Pilihan lain ya top-up.  
  4. Jangan gunakan trading limit untuk tambah portofolio. Ingat prinsipnya Warren Buffet, jangan pernah berutang untuk investasi. Ini juga sesuai dengan tagline BEI, Yuk Nabung Saham. Beli saham ya pakai duit sendiri, top-up. Trading limit gunakan untuk memperbaiki harga alias average down. Itu juga kalau kayak saya, kepepet karena gap-nya jauh banget. Hihi...


Hasilnya gimana? Canggih deh. Saya bisa keluar CPIN di harga Rp5.200-an tanpa keluar modal lagi. Haha....modal lain yang saya masukkan digunakan untuk beli saham yang lebih pandai berkokok. Bukan poultry juga. Kayak ada yang tanya dan mau tau aja! Wkwk...

---

Gimana dengan trading hepi ala gue?

Enggak ada trik khusus, dengarkan sesekali apa kata analis sekuritas boleh. Terutama karena dia melihat chart sementara kemampuan baca saya masih jongkok banget. Tapi sekali lagi, beda sangat boleh. Kalau bagi saya, hal terpenting adalah percaya pada perusahaan tersebut. Eh salah deh ya, itu kata Buffet lagi. Haha...

Pilih perusahaan yang sahamnya liquid. Meski sering tergoda beli KINO yang enggak terlalu liquid. Kenapa? Sederhana saja, soalnya beli MYOR terlalu mainstream. Ekeke...

Seberapa besar peran sentimen? Enggak terlalu ya kalau kata saya belakangan ini. Misalnya kemarin saya kempit ASII tuh, pas dia jatuh 4% sehari. Saat ini, isu Perpres mobil listrik kurang hype apa sih? Ah, tapi apaan. Sahamnya seminggu terakhir di situ-situ aja enggak gerak. Tapi melihat dan memperhatikan apa yang terjadi di global penting sih. Kemarin, saya nekat ngebid ANTM sebelum jam perdagangan buka karena melihat harga nikel dunia masih naik. Hasilnya ya lumayan. Masuk keluar di harga tinggi untuk jualan di harga yang lebih tinggi lagi. High for higher. Eaakk...

Saham paling aman? Saham sejuta umat tapi ribawi tentu saja, perbankan. BBCA dan BBRI terus tembus harga termahal donk! Siapa yang enggak mau, ya kan? 

Boleh enggak menikmati saham gorengan? 

Aduh, kenapa tanya sama saya? Tentu saja boleh kalau menurut saya. Enak dan gurih. Prinsipnya dua, tidak lebih dari 10% dari total portofolio dan jangan tamak. Buang selagi bisa, karena kemampuan saya kayak anak SD kelas-1 dalam baca tulis. Tapi diakui, pegang saham gorengan memicu adrenalin. Kata ahli kesehatan, jantung yang enggak pernah menerima tantangan dalam hidup cenderung lebih lemah. haha...

jadi,

Ambil risiko boleh, bodoh jangan.
Karena hanya Tuhan dan market maker aka bandar yang tahu.

---

Catatan terpenting untuk saya pribadi adalah mengenali lebih dalam kemampuan bid-offer emiten. Akhir-akhir ini, saya seringkali kecele waktu beli dan jual. Pasti ketinggalan satu atau dua faksi. Harusnya beli dua faksi lebih bawah atau jual dua faksi di atas.

Hal ini kerap kali bikin bete dan paling penting. Memotong margin keuntungan. Yang bikin ngayelke ati, harga saya pasti cuma selisih satu atau maksimal dua jam saja. Misalnya harusnya bisa jual ANTM di Rp950, waktu 15.40 WIB. Namun, saya terlanjur pasang (dan bahkan revisi harga) jadi Rp940 di 15.00 WIB.

Jadi, hati-hati saja dengan market yang suka menjebak ini ya Gaes. Kayaknya volume dan frekuensinya sudah sangat tipis. Namun ternyata, harga masih bisa melesat. Dalam kasusnya CPIN, ini sering terjadi ketika pasar akan tutup atau menjelang jeda siang.

Jangan lupa pantengin harga di jam-jam krusial itu. Tinggalkanlah sejenak semua tanggung jawab yang menghimpitmu. Liat kanan-kiri pembentukan harga untuk mendapatkan margin yang sebanyaknya.

Setuju Gaes? Sudah mirip analiskah saya? Hahaha...

Sudah begitu saja ya!! Salam Trading, Adios.

Komentar

  1. Thanks infonya. Oiya, temen-temen tau ga sih kenapa anak muda itu harus berinvestasi sedini mungkin? Ternyata ada alasan di balik hal itu. Cek jawabannya di sini ya: Alasan anak muda wajib investasi, simak baik-baik!

    BalasHapus

Posting Komentar