Suka dan Tergila-Gila Pada Hospital Playlist. Mengapa Bisa?

Kalau bikin tulisan tentang 10001 alasan mengapa harus memasukkan Hospital Playlist sebagai salah satu drama yang wajib tonton itu sih sudah biasa. Sudah banyak pula saingannya yang lebih militan dan disiplin. Melakukannya seperti menggarami lautan Hospital Playlist. Tapi, saya enggak kuat untuk menambahkan satu sendok garam dalam lautan. 

Hospital Playlist
Mengapa Hospital Playlist?


Tidak perlu juga lah menambahkan informasi mengenai apa dan bagaimana Hospital Playlist. Yang jelas, drama korea tayang dua season, sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan banyaknya fans. Rating episode terakhirnya mencapai 15%. Bagus banget? Iya menurut saya. Tapi kalau kata kamu biasa aja, ya sudah gak apa-apa. Netflix sempat merilis drama korea yang paling ditonton di semua negara. Hosplay masuk menjadi salah satu diantaranya. Kelayakannya menjadi perdebatan. Masih banyak yang lebih bagus, katanya. Ya sudah, biasa saja. Enggak semua hal harus diperdebatkan sebegitunya kan? BEBAS.

Mengapa Hospital Playlist layak? Ini alasan saya. 

Pertama, saya suka banget bagaimana cara mereka menampilkan perempuan sebagai seseorang yang bebas dan memiliki kuasa atas dirinya. Hospital Playlist juga menampilkan sosok perempuan yang berbeda dengan stereotipe masyarakat, Asia khususnya. Ini seperti pengenalan kepada publik internasional bahwa Korsel telah berbenah. 

Hospital pLaylist
Poster terbaik yang menggambarkan perempuan berdaya


Perempuan kini bukan lagi dianggap sebagai kaum nomor dua dan bisa berperan di sektor publik. Mereka kan sudah jadi negara maju, bukan lagi negara berkembang atau emerging country. Ketidakadilan gender dan patriarki adalah tinggalan usang kaum penjajah. 

Chae Song Hwa, tokoh utama perempuan diantara empat anggota gengnya, adalah perempuan yang sangat mandiri. Mumpuni dalam pekerjaannya. Tapi juga ramah dan mengayomi bawahan. Dijuluki "setan" karena bisa mengerjakan berbagai hal dalam satu waktu. Dia juga tipe perempuan yang mengandalkan logika 100% alih-alih emosi, seperti stereotype perempuan. Meski bisa juga patah dan sedih di masa-masa tertentu. Ya masa manusia kuat terus, superhero po?

Duo Min Ha dan Gyeoul, juga hebat banget. Gigih dan pekerja keras dalam mengejar karier, juga cintanya. Berani mengutarakan perasaan dan ketidaksukaannya pada sesuatu, termasuk perasaan cintanya. Di episode terakhir yang lalu, Song Hwa juga mengatakan perasaan sukanya kepada Lee Ik Jun.

Loh, Gin? ini film drama cinta-cintaan banget?
Ya, gimanapun tetep ada kisah cinta sebagai bumbu. 
Begitu bagusnya ini juga drama korea, gimana sih?

Para perempuan selalu ditampilkan dalam posisi yang berdaya. Ibu pasien yang menjadi garda terdepan dan terkuat. Ibu Eunji yang kuat banget nungguin anaknya sampai mendapat donor jantung, Ibu Duna yang sabar menemani anaknya menjalani berbagai terapi, Ibu pasien yang mencari second opinion tentang kondisi jantung bayinya, dan ibu-ibu yang lain. Enggak mungkin saya sebutin semua donk? Nanti kamu gak jadi nonton. 

Nyatanya kan ya begitu? Ibu kan madrasah pertama anak-anak? Yang hamil dan melahirkan. 
Ya enggak selalu begitu juga. Penulisnya bisa saja menggambarkan, kalau si bapak yang mengambil keputusan atas berbagai tindakan medis. Tapi tidak di Hospital Playlist. Si Ibu yang tampil di depan dan memutuskan tindakan medis bagi buah hatinya. Para bapak  justru hanya ditempatkan di belakang. Mendukung dan menemani Ibu di ruang tunggu operasi.

Salah satu poster episode ke-10 juga TOP. Repetisi salah satu scene highlight di episode-1. Saat Songhwa justru yang menjemput anggota ganknya, para pria. Para pria juga begitu tunduk pada aturan Songhwa untuk tidak membuat keributan saat memilih menu makanan. Mesti dia juga tunduk pada aturan makan yang diarahkan Ik Jun. Scene ini juga menggambarkan cuma Ik Jun yang mampu mengatur dan mendisiplinkan Songhwa ke arah yang lebih baik.

Ah, banyak banget scene wanita berdaya di Hospital Playlist yang membuatku kepincut. Sekaligus juga bertanya-tanya, dunia kreatif dan sinematografi kita kalah banget ya? Saking gabutnya di masa pandemi, saya kadang membaca novel lewat aplikasi daring. Novel di sana tipenya sama semua. Perempuan biasa yang menikah dengan pria super kaya untuk melayani suami dan melahirkan banyak anak. Sederhana sekali kan? Wkwkwk.. 

Itaewon Class, salah satu drama paling keren juga menurut saya, diadaptasi dari webtoon. Keren banget lho. Masa penulis kita masih berkutat di novel roman begitu aja?  

Coba bandingkan dengan Hospital Playlist. Ada satu scene andalan juga yang menurut saya luar biasa. Salah seorang dokter pria bilang pada pacarnya kalau dia harus mencari banyak uang untuk menikah. Mbak pacar ini berasal dari keluarga kaya, atau yang kerap disebut silver spoon. Dia yang merasa gak pernah merasa kesulitan keuangan itu tanya, "Apa duit itu penting banget ya buat kamu?" katanya. Mas-nya bilang, tentu saja penting, dia kan enggak mau dianggap jadi pria yang gak tanggung jawab.
"Aku punya duit kok," jawab mbaknya. "Ya sudah, (kalau nikah) bawa se-sendok (duit)  aja," kata mbaknya, langsung bikin mas-nya mengawang-awang. Dan pasangan lainnya iri.
Pinter banget ya, Hospital Playlist meruntuhkan stigma pernikahan itu harus male dominated? Semua-muanya harus dari pihak laki-laki.  Dunia memang suka timpang dan tidak adil gitu kan?

Bagaimana cara kamera melakukan highlight bagian-bagian penting juga menjadi salah hal menarik. Ini tuh kaya saya sedang diajarin untuk kreatif melihat berbagai angle unik untuk ditulis atau dibahas.

Penempatan iklan terselubung begitu cantik, juga dengan dialog yang pas. Iklan Oreo dan Ritz serta Labcin (handsanitizer) alus banget. Dialog iklan Ritz sebagai sponsor hanya tergambar dalam satu kalimat. "Kenapa kamu mencuri biskuitku? Itu biskuit favoritku." PAS BANGET. Coba bandingkan dengan iklan Lemonilo di sinetron SCTV? Ah, enggak usah dibandingkan saja lah. MALES. Hehehe...

Aku juga suka banget gimana cara mereka mengambil angle jendela kaca di pintu untuk meminta izin masuk, angle jendela juga ketika Songhwa ditembak Ikjun, dan jendela untuk menutup scene kencan pertama Ahn Jung Won dan Jang Gyeoul di episode pertama season dua. CERDAS.

Ya ampun, ini angle pengambilan gambarnya tuh luar biasa banget, jadi sering banget kagum. "Kok bisa ya kepikiran dari situ? Wew..

Kok bisa sih Gin, kamu hapal banget tiap scene-nya? Hahaha...ya bisa aja. Aku love-kan banyak konten Instagram yang muncul di timelineku. Algoritmanya bekerja menampilkan konten yang serupa dan seragam. Mudah kan menjadi mabok dan tergila-gila pada sesuatu? Hahaha...

Bagaimana perubahan karakter dan perilaku para tokoh juga menjadi kelebihan Hospital Playlist selanjutnya. Mereka gambarin sikap terbuka Seok Hyong yang sudah mulai terbuka dengan mengiyakan ajakan makan bareng satu tim. Bagaimana Gyeoul mengoreksi setiap tindak lakunya sebagai dokter spesialis baru. Juga si super perhatian, Ahn Jeong Won kepada pacarnya. Kamera pernah nge-shoot dispenser, pas dia ngambilin minum buat ceweknya. DETAILNYA KEREN. 

Begitu juga dengan cara mereka memotong puzzle-puzzle kejadian sekarang-masa lalu dan masa depan. Rapi banget. Sampai ada beberapa akun fan yang rajin bikin konten dan prediksi tentang alur kisahnya ke depan. Aku juga memberi dua jempol pada komitmen sutradara untuk menjadikan kelima tokoh utama ini sebagai tokoh utama dengan karakter dan masalahnya sendiri. Wuiw deh.

Enggak ada kurang-kurangnya nih drakor?
Ya ada lah, beberapa. Beberapa jalan cerita di episode-11 ada yang kelihatan enggak masuk akal. Kenapa Minha ketemu sama Ibunya Jeong Won pas kencan? Mereka kan diceritakan tinggal di Seoul dan kota lain yang jaraknya cukup jauh? Terus adegan kecelakaan Ik Jun kemarin. Kok bisa enggak ada temen dokter yang nolong dan ikut di ambulance pertolongan pertama? Hahaha...sudah, tetap makesense jangan banyak-banyak kritik. 

Terhosplay-hosplay? Jelas
Kamu jugakah? 
Tunggu apalagi?
Saya sarankan untuk segera mengikuti jejak saya dan mendeklarasikan diri sebagai fans Hospital Playlist.



Komentar