Drama Lima Babak yang Mengiringi Perjalanan ke Taman Mini Indonesia Indah


 
Ke Taman Mini Pakai Kendaraan Umum
Jejak Langkah (foto: Koleksi Pribadi)

Fahd Pahdepie, salah satu novelis yang karyanya sering saya baca, pernah menulis. Hidup adalah permainan. Meski begitu, dalam bermain, kita dituntut untuk serius. Buktinya? Industri game dan gamers tumbuh pesat dan menjadi salah satu lahan bisnis yang paling menjanjikan saat ini.



Sebelum tulisan ini bertambah panjang dan lebar, saya akan mengaku dosa dulu. Minggu ini, saya mengajak dua teman kos untuk membolos kerja. Haha...Itu bahasa lugas kalau saya dipaksa harus mengaku. Sebenarnya sih, saya cuma menyarankan.

Mereka lo...ngaku malas dan bosan dengan rutinitas kantor. Sebagai teman yang baik, tentu saya memberi saran dan jalan keluar.  Persis seperti ketika saya memberikan pengarahan mengenai resign. "Mungkin kamu butuh liburan? Sebelum Sabtu-Minggu ini?" Hahaha...

Kenapa cuma dua orang? Kemana dua orang yang lain? Satunya ada tugas luar kota. Yang lain? Birokrat yang baik, tidak masuk hitungan. Hihi...

Permohonan maaf kedua, karena di sekujur artikel ini, saya dan teman-teman saya akan pasang foto hasil swafoto saja. Kami terlalu narsis dan heboh. Tak ada sama sekali yang sempat dan kepikiran stok foto pemandangan, situasi atau kondisi TMII. Maaf yah, kalau agak-agak muak pada akhirnya. Malu juga kami, kalau mau upload semua di Instagram, kan? Hihi...


Ini Sebenarnya Formasi Lengkap Kami

Malam sebelum rencana ini direalisasikan, kami menggelar rapat pleno. Mau kemana? Bogor, Dufan, wisata museum di sekitar Jakarta atau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi kandidat kuat. Malam cepat beranjak, kantuk menyerang, palu tidak diketuk.

Paginya, kos saya di Kampung Bali City, Tanah Abang, seperti hari Minggu. Kami bertiga bangun siang, sekitar jam 09.00 WIB (Kelihatan ya, kualitas keperempuanan kami). Salah seorang teman, bahkan bilang dia baru tidur habis Shubuh. Kenapa? Soalnya ada artis (sinetron) kesukaannya yang Ulang tahun di hari itu. "Jadi aku nonton acara ultahnya gitu, live di Instagram dari jam 00.00 sampai pagi," katanya polos.

Duh, anak muda. Kalau Bapak Soekarno masih hidup, apa coba kata beliau? Dia bilang 10 anak mudanya bisa menguncang dunia? Luar biasa. Memang bisa menguncang dunia dengan hal-hal retceh dan nirmanfaat? Syigh...(Ngaca Gin, kalau GD ultah di Instagram ditonton gak? Wkwk...)

Ke Taman Mini Menggunakan Kendaraan Umum

Sambil mandi dan bersiap, kami memutuskan untuk ke TMII. Ngapain? Saya ingin ke Snowbay, main air. Teman saya ingin main sepeda-sepedaan (Maygat). Yang lainnya, ingin mengenang masa kecil. "Gue terakhir ke TMII pas masih bocah," katanya. Baiklah. Palu diketuk.

Taman Mini Indonesia Indah Naik Kendaraan Umum
TMII, Here We Come...


Seharian itu, kami bahagia. Kenapa? Kami menjadi aktris drama lima babak yang penuh kesan dan arti. Apa saja? Ini dia lengkapnya, siapkan popcorn untuk menikmati:


BABAK PERTAMA

Setelah dicek, naik GrabCar ternyata cukup menguras kantong. Menggunakan TransJakarta pun bukan pilihan karena terlalu memakan waktu. Pada akhirnya, kami memilih naik bus Mayasari Bakti tujuan Kampung Rambutan.

Pertimbangannya? Murah, lumayan nyaman dan lebih cepat karena lewat tol. Jakarta panas terik siang itu. Menunggu bus Mayasari ternyata seperti menunggu jodoh. Lamaa...nian tak kunjung melamar.  Dia gak tau apa kita sudah cemas dan gelisah. Wkwk...

Satu jam kami menunggu tak jua datang batang hidungnya. Panas. Gerah. Lapar. Saya adalah orang pertama yang bilang, "Makan dulu aja yuk ah! Pusing gue, laper!" Mereka mengekor saya di belakang tanpa perdebatan.


BABAK DUA

Kami makan Mie Ayam di Mie Keriting Luwes. Ada yang masih belum tahu? Bagi kamu yang tinggal atau ngantor di sekitar Jakarta Pusat, mie ayam ini wajib dicicipi (biar ala2 endorser). Mie Keriting Luwes ada di depan pintu selatan Stasiun Sudirman. Mie ini menempati area seperti food court di mall. Gak mau mie ayam? Beberapa menu lain juga tersedia.

Mie Ayam itu menurut saya adalah mie paling enak di Jakpus. Pedes, kentel, gurih. Harganya lebih mahal sedikit dibandingkan dengan mie ayam biasa, mie ayam bakso dibandrol Rp25 ribu/ porsi. Malas kesana? Sekarang sudah ada juga di GrabFood dan Gofood (Endorse Abis)

Kami kesana berbarengan dengan jam makan siang. Jadi, penuh dan padet. Dua orang memesan mie ayam dan bakso beranak. Baksonya juga enak.

Setengah jam kami nunggu, ngobrol dan swafoto. Mie ayam tak kunjung datang.

Pergi Ke Taman Mini Indonesia Indah Naik Kendaraan Umum
Swafoto di Tengah Kelaparan dan Kepanasan. Mie Ayam mana Mas?

Salah seorang teman mengingatkan pesanan. Mie tak juga datang seperti jodoh (eaa...dibahas). Kami protes terus sampai tiga atau empat kali, mungkin hampir satu jam. Sampai kemudian, ada mas lumayan ganteng lewat depan hidung. Saya tahu, salah satu penjual Mie Luwes memang ada yang parasnya di atas rata-rata. Hahaha... Lalu terjadilah percakapan ini.

Saya: Mas, pesanan mie kami mana? Sudah keduluan dua atau tiga kali lho ini. (Tapi masih nada "agak" biasa)
Masnya: Iya Mbak...dua porsi ya? (Sambil tergopoh-gopoh menyuruh karyawannya membuatkan mie)
Saya: Yah...Si Masnyah. Gimana ini (Sumpah, saya jujur, tapi nadanya enggak naik)

Masnya datang mengantarkan pesanan kami

Masnya: Silahkan Mbak, maaf ya...
Terus dia datang lagi membawa sepiring pangsit goreng (Pangsitnya juga enak lho)
Saya: Bukan Mas, Aku enggak pesen pangsit goreng.
Masnya: (Sambil nyengir super duper manis sampai bikin diabetes). Enggak apa-apa Mbak, ini bonus dari saya.
Saya: Ah, terima kasih, ya Mas (Hanya itu yang keluar dari mulut saya. Saya klepek-klepek gak jadi marah, kecewa dan putus asa. Wuahahaha...ikut Neng aja jalan2 ke TMII gak Mas? Saya bayarin. Hihihi.. #celamitan)

BABAK TIGA


Karena matahari sudah lama meninggi, kami memutuskan sholat Dhuhur di Stasiun Sudirman. Setelah itu, kami naik kereta. Ini rencana dadakan, karena sebelumnya kami mau naik Grab langsung ke Taman Mini Indonesia Indah. 

"Mbak, naik kereta dulu baru Grab. Lebih murah," kata salah seorang teman. Saya mengamini kalau sudah bawa-bawa kesehatan dompet. Perut yang kenyang ternyata berbanding lurus dengan logika keamanan keuangan.  Kami akhirnya naik kereta KRN dan turun di stasiun Pasar Minggu. Dari sana, kami melanjutkan dengan Grab Car sampai ke pintu utama TMII. Ternyata, pergi ke TMII dengan naik kendaraan umum mudah saja,

Namun, sebenarnya, bila akan pergi ke TMII menggunakan kendaraan umum khususnya KRL, kamu bisa turun di Stasiun Tanjung Barat (KRL rute Jakarta Kota-Bogor atau Jatinegara-Bogor). Sepertinya rute itu lebih dekat. Kamu juga bisa pergi menggunakan TransJakarta. Berikut link google-mapsnya. 

Sebenarnya, kami sudah mulai sangsi dengan jam buka TMII. Biasanya, saya mulai rajin membaca review dari para blogger. (Sungguh, terima kasih, jasa kalian tiada tara). Tapi kemarin, saya malas. Jalan saja.

Di depan pintu utama, tertulis jam operasional: 07.00-22.00 WIB. Legalah hati kami. Masih banyak waktu. Waktu main akan puas. Sebagai bukti, kami berswafoto di sana sebelum masuk. Biaya masuk per orang Rp15 ribu. Bawa kendaraan bayar lagi (Yaiyalah..yaiyadonk)

Wahana apa saja yang ada di Taman Mini Indonesia Indah? Banyak, ratusan. Kamu mungkin bisa melihatl-lihat laman resmi TMII dulu, di www.tamanmini.com


Ke Taman Mini Naik Kendaraan Umum
Bukti Otentik dan Tidak Terbantahkan, Jam Operasional TMII di Depan Gerbang

Di area parkir bis pariwisata, ada kereta lewat. Bakat norak datang. Naik. Dipikir gratis, ternyata bayar ya, Rp10 ribu. Kami diajak berputar seluruh anjungan. Di dalam kereta, kami ditanya sama petugas:

Petugas: Mau kemana Mbak tujuannya?
Saya: Enggak tahu Mas, belum mutusin. Muter aja ya?

Petugasnya seperti bingung, sudah dewasa tapi mutusin mau kemana aja bingung. Gimana mau mutusin persoalan rumah tangga? #ehh #baperdatanglagidanlagi.

Pergi ke Taman Mini naik angkutan umum
Pose Tidak Kompak. Teman Saya Kaget pas Salah Dengar, "Naik kereta ini bayar Rp40 ribu"


BABAK EMPAT

Kelar berputar seluruh anjungan, kami berfoto-foto di Tugu (tugu apa deh itu? Yang mirip tugu Pahlawan di Surabaya). Mendung mulai bergelayut manja (ceilah bahasa). Cuek saja, justru kesempatan sebelum gelap dan hujan. Apa sih tujuan vekesyen ke tempat-tempat baru? Bukannya stok foto sebanyak mungkin untuk dipasang di Instagram ya? Hihihi...

Ke Taman Mini Naik Kendaraan Umum
Ini Salah Satu Foto Gagal. GELAP, Mbak...

Waktu Ashar tiba dan hujan deras mengguyur. Kami sholat di mushola dekat Museum Olahraga. Rencana masih disusun dengan rapi. Kami mau naik kereta gantung dulu, baru main sepedaan. Setelah memastikan Snowbay buka sampai malam, baru kami akan main air. Siap, oke. Hujan reda dan kami menuju stasiun A untuk naik kereta gantung. Harganya katanya Rp40 ribu/ orang.

Seorang Bapak menghampiri ketika kami mengarah pintu masuk:

Bapak: Mau kemana Mbak?
Kami: Mau naik kereta gantung (super PD kayak Kate Middleton)
Bapak: Maaf Mbak, kereta gantung sudah tutup dari pukul 16.30. Besok lagi ya?

Hah? Kami langsung bengong. Tutup? Sudah? Jam segini? Kita belum naik. Apa-apaan coba? Berani banget? Tahu gak siapa kami dan perjuangannya ke sini?

Saya: Kalau Snowbay gimana Pak? (berusaha mencari alternatif)
Bapak: Saya kurang tahu Mbak, tapi harusnya sih semua wahana memang tutup jam segini.

Taman Mini Indonesia Indah naik kendaraan umum
Dan Kemudian, Inilah Ekspresi Kami...??

Ah...pernah diputusin pacar waktu lagi sayang-sayangnya? Baru jalan seminggu? Belum ngelewatin malam minggu? Rasanya kayak begitu itu. Sakitttt....sampai tulang sum-sum. Dari ubun-ubun sampai kaki. Kecewa. Marah. Kesel. Gondok. Tapi, bisa apa? Sang pujaan hati sudah pergi. #doyandrama


BABAK LIMA (Happy Ending?)

Tiba rencana akhir, main sepeda. Pede kami tak habis. Kami sedang menyeleksi sepeda mana yang akan kami sewa. Kita sepakat akan menyewa sepeda triple, biar romantis. Saya di tengah, jadi gak perlu gowes (egois itu, Gin! Wkwk...). Pas lagi pegang-pegang dan memilih warna yang paling sesuai dengan karakter kami, mas penjaga menghampiri kami.

"Maaf Mbak, sudah tutup," katanya lempeng.

Whuatt...
Ya Allah...cobaan apalagi yang harus kami alami? Sebegitu beratnyakah vekesyen di TMII di hari kerja? Nelangsa sekali nasib mengunjungi wahana Taman Mini hari ini.

Ke Taman Mini naik kendaraan umum
Si Princess Ngehits dari Palembang ini, Langsung Pasang Tampang Gini Nih...

"Mas, bukannya tutup sampai jam 22.00 WIB ya, tulisannya di depan?" Saya tidak mau begitu saja menerima nasib dan mempertahankan hak sebagai pengunjung.

Iya Mbak, kalau area TMII. Kalau semua wahana, kios, warung dan sebagainya tutup semua jam 17.00 WIB," kata Masnya. Polos. Tanpa dosa. Tanpa rasa bersalah. Kamuhhh tegaaaaa sekaliii....

Kami merasa ditampar dan kemudian dihianati. Oleh apa? Oleh backdrop besar yang dipasang pengelola TMII di depan sana. Buat apa nulis jam operasional jam 07.00-22.00 WIB coba? Kalau ternyata semua wahana sudah harus berakhir pukul 17.00?

Pengen rasanya melaporkan TMII ke Kantor Polisi. Tuduhannya? Menyebar berita bohong dan menebarkan rasa tidak nyaman di hati. Tapi kemudian istighfar. TMII kan punya keluarga Cendana ya? Duh...keder.

Ke Taman Mini naik kendaraan umum
Pasang Tampang Kayak Begini Saja Lah, Kami...

Akhirnya, kami bingung mau ngapain. Hujan kembali mengguyur. Kami menuju sebuah gedung serbaguna di dekat situ (malas googling namanya). Tanpa tujuan. Namun dasar kami para wanita mudah dihibur. Kami menemukan sebuah titik yang indah untuk diambil foto. Kami kemudian sibuk mengambil gambar ala-ala Selebgram dengan tema Outfit Of The Day (OOTD). Kami dibuat ngakak sendiri karena kebodohan, keculunan dan kehebohan sepanjang hari ini.


Pergi Ke Taman Mini naik kendaraan umum
Ke Taman Mini Naik Kendaraan Umum
Fotonya Ini Saja. Ada yang Lebih Menjijikan, tapi Konsumsi Pribadi Saja. Wkwk...

Gerimis masih tetap turun sampai kami kembali melaporkan diri pada Sang Maha Tinggi waktu Magrib. Tak ada seorangpun diantara kami yang membawa payung hari itu. Kami bahagia. Kebodohan dan kegagalan yang membawa sebuah pelajaran.

Taman Mini NAik Kendaraan Umum
Inilah Muka Bahagia Kami. Muka Gagal Naik Wahana Apapun.

Kalau mau bolos ya harus lebih direncanakan. Jangan asal. Jangan ngaco. Jadi bolosnya maksimal!

Bulan Depan kita ke Dufan, ya Guys?

(Syarat dan Ketentuan berlaku tapinya, nanti dipasang di depan pintu kamar)

Wkwkwk....



Komentar