Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Mengingatmu, Dek

Gambar
Ultahmu yang ke-16 Lebaran 2015. Ini pertama dan terakhir kalinya Mbak membelikanmu kue tart    Mengingatmu, selaksa makna terjuntai tangis perihmu, kala menemanimu memasuki gerbang kedewasaan sebagai laki-laki kekagumanmu, ketika menginap di salah satu hotel bintang tiga di Jakarta “Mbak, aku mau berenang, makan yang enak dan enggak ada di Kebumen,” pintamu

Kenangan Terakhir Sebelum Kau Pergi, Dek!

Gambar
  Apa yang paling dekat di dunia ini? Kematian. Yang Paling jauh? Masa lalu. Yang paling berat? Memegang amanah. (Imam Al Ghazali)

Tiga Bulan Setelah Kau Berlalu; Sebuah Perayaan

Gambar
  BIGBANG MADE World Tour Concert in Melbourne, Australia   Karena sekarang penghujung Oktober, maka 1 Agustus 2015 sudah hampir tiga bulan berlalu. Sebegitu istimewakah 1 Agustus 2015? Sampai anniversary tiga bulannya pun akan aku bikin countdown. ^_^

M-O-R-F-I-N

Hariku sekarang berjalan lambat. Seperti mesin produksi yang dinyalakan setiap pagi dan dimatikan ketika jam kerja berakhir. Mungkin aku butuh morfin, agar ada sedikit sensasi “ngefly ” syukur kalau jadi kecanduan. Kecanduan pada sesuatu, pada apapun, setidaknya, itu lebih baik dibandingkan tidak punya hasrat pada apapun. Pada sesuatu pun. Jadi seperti hari ini, aku bangun pagi. Pipis dan tidur lagi. Kamar kosku yang memang hanya berukuran 2x2 meter itu terasa semakin melesak. Semakin tidak memiliki ruang, bahkan untuk bergerak lebih lebar. Dan apa sih yang terlintas di pikiranmu setiap pagi hari? Ketika kesadaran pertama menyergap. Ketika sinar matahari dengan sembrononya menyelinap –dan bahkan masuk- di kamarmu? Kamar yang kau desain sedemikian rupa agar gelap total saat kau tidur. Iya, kalau aku tidur, kamarku harus gelap. Dalam gelap total menjelang tidur, aku merasa diriku menjadi sesuatu yang bebas. Bebas memikirkan apapun, bebas ngapa-ngapain. Telanjang sekalipun, han...

Cerita Wartawan di Kelas Inspirasi (bagian 2)

Gambar
Aku, di tengah kelas. Kalau enggak salah ini kelas pertama, kelas empat. Masih semangat Rabu pagi, jam 06.00 WIB, sudah sampe di SDN02 Cikini. Hari itu, aku juga baru tau kebagian empat kelas ngajar, kelas 4,2,3 dan 6. Masing-masing kelas sekitar 40 menit. Perut berasa makin mules. Pukul 07.00 WIB, kelas pertama dimulai. Wow..ngajar anak SD itu, ternyata memang amazing . Metodenya, cara penyampaiannya, energinya, dan semangatnya. Aku, lebih banyak mengeksplore pekerjaan wartawan di media televisi, karena itu yang paling dekat dengan mereka. Menurutku juga, hal itu lebih mudah dipahami. Setelah dipikir lagi, sebenarnya karena aku kurang persiapan saja. Wartawan cetak bisa saja diceritakan ke mereka kalau kita pintar membawakannya. Jadi, ketika aku menyuruh mereka mencontohkan wartawan itu paling sering bertemu dengan siapa, mereka bilang artis. Kecuali kelas enam yang anak laki-nya menggilai Iwan Fals, anak-anak rupanya masih menggilai sinetron Ganteng-Ganteng Ser...

Cerita Wartawan di Kelas Inspirasi (bagian 1)

Gambar
Poster Kelompok 67 Kelas Inspirasi Jakarta 4. Poster ini dipasang di seluruh penjuru sekolah   Rabu, 9 September 2015 lalu, barangkali akan menjadi salah satu titik bersejarahku di tahun ini. Hari itu, aku ikut berpartisipasi di Kelas Inspirasi Jakarta 4 (KI). Apa itu Kelas Inspirasi? Komunitas ini digagas oleh Anies Baswedan, yang juga konseptor Indonesia Mengajar.   Saat ini, beliau juga menjabat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan.   Namun, kalau Indonesia Mengajar mewajibkan mereka mengajar selama satu tahun, KI hanya sehari. Mereka mengajak professional muda untuk menginspirasi anak-anak SD tentang profesinya. Taglinenya, “Sehari mengajar, selamanya menginspirasi”. Ini link lengkapnya kalau kalian mau tahu lengkap: KI Toples mimpi anak2. Jadi e ndingnya , kami mewajibkan mereka membuat pesawat2an yang sudah ditulis cita-cita Setelah mengikuti briefing di akhir bulan Agustus lalu, aku masuk kelompok67. KIJKT4, diikuti oleh sekita...

Lagarde ke Jakarta; Bagaimana Menghadapi Pembiayaan Infrastruktur

Gambar
  Bapak Jokowi dan Ibu Managing Director IMF di Istana Negara (Foto: Tempo.co) Semenjak menjadi wartawan ekonomi empat tahun lalu, nama Christine Lagarde menjadi nama yang kerap mondar-mandir di telinga. Sosoknya sepintas, anggun, sederhana, pintar, khas akademisi. Kalau dia ngomong sesuatu, headline dimana-mana. Pemegang kebijakan dan stakeholdernya langsung pasang kuda-kuda. Ini bagian gue, minta tanggapan mereka semua dan kebijakan apa yang akan dilakukan ke depan. She is Madam Lagarde, Managing Director International Monetary Fund (IMF).  Dan hari ini, ketika aku nulis ini, dia sekarang ada di Jakarta. Kemarin, dia ketemu Mr President di Istana Negara dan juga memberikan kuliah umum di UI. Hari ini, dia membuka dan menjadi pembicara di seminar BI berjudul The Future of Asia’s Finance. Di hari kedua ini, aku bisa datang. Berdandan dan datang khusus untuk melihat dan mendengarkan langsung Sang Perempuan hebat berambut putih itu. Madam Lagarde pas ngis...