Hujan Benar Turun di Awal Bulan Juni
Hujan kembali turun di awal bulan Juni. Hujan lebat disertai
petir siang hari bolong, di beberapa bagian di Ibukota Jakarta. Hujan di awal
pekan dimana orang cenderung untuk menjadi malas malasan. Besok libur, awal
bulan dan tengah tahun.
Semua orang sudah mulai penat dengan rutinitas dan tuntutan.
Mungkin, lalu lintas hari ini lebih renggang daripada biasanya. Sebagian orang
yang biasa memenuhi jalan Jakarta mungkin memilih cuti, berlibur di luar kota
atau hanya malas-malasan saja di rumah. Bercengkrama dengan orang orang dekat
mereka
Hujan...setelah sekian lama hawa Jakarta begitu panas,
terasa menyejukkan. Suasananya, bahkan membuat wilayah yang tidak terkena
hujanpun merasakan syahdunya. Bau tanah basah bertemu hujan menyebar. Hawa
panas yang lengket dan menyengat, tidak terlalu menyiksa diri.
Malam ini, di tengah keramaian pusat belanja di pusat kota
Jakarta, saya membaca akun media sosial sebuah penerbit terbesar Tanah Air,
pertengahan bulan Juni mendatang, Novel Sapardi Djoko Damono berjudul Hujan di
Bulan Juni akan diterbitkan. Argh...suasananya menjadi pas dan lebih syahdu di
dalam hati. Akan ada semakin banyak, novel, kumpulan cerpen, dan puisi milik
pengarang Tanah Air dibukukan dan dicetak ulang.
“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
Inilah masterpiece seorang Sapardi Djoko saya rasa. Soalnya
dibandingkan dengan puisi-puisinya yang lain, puisinya yang ini yang paling
sering dikutip. Khususnya oleh para pecinta yang sedang mabuk dan tidak sadar.
Hahaha
Tiba tiba jadi sedih dan merasa nelangsa.
Ketikanku yang panjang lebar tentang diskusi asuransi bareng
orang Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tadi siang lenyap seketika.
Gara-gara salah ngeblok ke atas mau dicopy ke blog dan kontrolnya tiba-tiba
hilang (ASUS ini benar2 minta dikepret kadang2). Dan kemudian, kayak simsalabim. Hilangg....
Balambam...
Hilang tak berbekas. Dan saya sudah terlanjur kesal dan BT
untuk memulainya lagi dari awal. Sementara sebenarnya juga saya sudah harus
menulis outlook midyear atau essay yang lebih serius dan urgent.
Dan saya seketika merasa limbung kembali, kesal,dan Bete.
Dan seharusnya tidak begini kan...
Ah sudahlah,
Komentar
Posting Komentar