Umroh bersama NRA Travel, Menuju RumahMU di Mekkah (3)
November 2017 lalu, saya pergi umroh bersama keluarga. Kami menggunakan NRA Travel untuk menuju Tanah Suci. Perjalanan umroh bersama NRA Travel tidak mengecewakan sehingga saya merasa harus menuliskan perjalanan ini dalam lima tulisan.
Masjid Quba di Madinah |
Jumat pagi (24 November 2017), jadwal kami adalah melakukan city tour Madinah. Kami mengunjungi masjid Quba, (melewati) masjid Qiblatain dan bukit Uhud. Di masjid Quba, kami bisa sholat tahiyatul masjid dan Dhuha. Pahalanya katanya sama dengan Umroh. Masjid Kiblatain adalah masjid dimana Rosululloh SAW menerima wahyu untuk mengubah arah kiblat dari Yerussalem ke Masjidil Haram.
Jabal Uhud (Narsis dan Foto Tidak ada hHabisnya, maafkan ya) |
Kami juga diajak pergi ke pasar Kurma. Meski sebutannya pasar, sebenarnya tempat itu hanya untuk jualan kurma dan oleh-oleh. Pasarnya kecil saja dengan pemandangan kebun kurma di belakangnya. Saya sudah diingatkan untuk tidak membeli banyak oleh-oleh di sini, harganya jauh lebih mahal (bahkan lebih murah di Thamrin City). Percaya saja, kalau kamu membeli kurma atau coklat2 lucu di sekitar masjid Nabawi atau Masjidil Haram, harganya lebih ramah.
Namun, dasar ngeyel, saya dan rombongan tetap saja belanja lebih dari SAR300 di sana. Hihi...#gatel.
Tenang saja, bahkan kalau kamu berniat fokus ibadah, ada banyak kesempatan untuk sekedar membeli oleh-oleh. Menjelang pulang ke Tanah Air, NRA Travel membawa kami ke kawasan pasar oleh-oleh di dekat Jeddah. Toko yang paling terkenal adalah Sultan Murah. Semua oleh-oleh Arab dari kurma, kacang, coklat, tasbih, sajadah, krim-krim, hiasan dinding, tas-tas, pacar kuku, semuanya ada dan lengkap. (Mas2 ganteng ga dijual tapi #eh #clamitan)
Kawasan Toko Oleh-Oleh di Sekitar Jeddah |
Kurang uang? Sepele. Semua pedagang bisa bahasa Indonesia dan menerima Rupiah. Tidak banyak juga selisihnya. Di Indonesia, saya membeli SAR dengan harga Rp3.800. Di sana, satu SAR digenapkan menjadi Rp4.000. Kuat belanja berapa tas lagi? Hehe...
Beberapa Logo Bank Tanah Air di kawasan Sultan Murah, termasuk bank andalan (#Eh..) |
Di Mekkah, kami menginap di Royal Clock Tower yang merupakan gabungan hotel dan pusat belanja. Mau cari apa? Starbucks? Parfum? Pakaian? KOMPLET. Gedung ini, konon merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia. Di mall bawah, kamu juga bisa membeli oleh-oleh. Konter arloji Al-Fajr, juga ada di lantai 1. Apa yang istimewa? Merek Arab Saudi, dirakit di Tiongkok. Mengingatkan kita ketika waktu sholat lima waktu tiba. Saya beli satu. Hahaha...
Di lantai P (-1) harga oleh-oleh katanya lebih murah. Karena tidak tahu, saya dan keluarga belanja di toko-toko sebelah hotel Le-Meridien. Penjualnya lumayan bisa berbahasa Indonesia meski berasal dari Bangladesh. Saya tidak sempat menanyakan saudara kita, kaum Rohingnya pada mereka.
Bapak, Di Depan Royal Clock Tower |
Penjual gamis di mall, orangtuanya berasal dari Cilacap. Kepadanya, saya sempat ngomel karena dagangannya mahal. Dia berkata," Jangan bilang mahal lah, hati saya sakit kalau kamu bilang mahal." Saya tidak bisa menahan derai tawa saya. Di berhasil memikat saya untuk membeli dua gamis dan satu jilbab (belanja sampai mati)
Salah Satu Toko Oleh-Oleh dan Cemilan di Samping Hotel Le-Meridien, Mekkah |
Senja di Jeddah, Love You More... |
Saya membeli beberapa jilbab khas Turki, mukena dan pernak-pernik di sekitar sana. Saya juga menemukan counter parfum Suratti (parfum branded yang cukup terkenal). Di lantai dua, saya juga sempat membeli nasi kebuli dan ayam goreng crispy. Enak banget dan murah. Sampai pulang, tidak ketemu yang seenak ini di Mekkah.
Di dekat pintu-21, Saya juga naksir berat dengan sajadah motif Masjid Nabawi dan Raudah. Kalau tertarik, kamu bisa membelinya di gerai "Madinah Gift". Harganya sekitar SAR150 atau hampir Rp500 ribu. Empuk banget dan katanya, sajadah itu hanya dijual di sana. Kalau memang tertarik, tidak usah berharap menemukan yang lebih murah. Beli saja daripada nyesel. Siap-siap juga kalau bawaan pulang akan lebih banyak. Hihi...
Makam Baqi atau makam sahabat-sahabat Rosululloh SAW, ada di dekat pintu nomor-31. Namun, saya tidak sempat ke sana. Berjalan dari pintu nomor-8 sampai ke-25 sudah lumayan jauh. Apalagi, saya membawa Mama dan Lik Nunung. Perempuan, menurut beberapa ulasan, juga tidak diperkenankan masuk. Hanya melihat dari jauh.
Masjid Nabawi yang Akan Selalu Dirindukan (Modelnya Mbak Yenni yang ga suka difoto. Hihi..) |
⇒⇒⇒
Sabtu selepas makan siang, kami meninggalkan Madinah untuk ke Mekkah. Bapak-bapak sudah mengenakan pakaian ihram. Sholat jamaah Dhuhur terakhir di Nabawi. Setelah Dhuhur, kami juga menyempatkan diri untuk sholat ihrom dan sholat perpisahan. Rasanya deg-degan dan benar-benar berharap suatu saat DIA akan memberikan kesempatan untuk kembali.
Tidak jauh, kami kemudian mengambil miqat (niat umroh) di masjid Bir-Ali. Sholat tahiyatul masjid dan ihrom, masing-masing dua rakaat. Di bus, Ustadz memimpin niat dan doa umroh. Kenapa di atas kendaraan bukan di dalam masjid? Sesuai yang dicontohkan Rosululloh SAW yang melakukannya di atas unta (kendaraan).
Masjid Bir-Ali, salah satu tempat mengambil Miqat Umroh di Madinah |
Setelah niat, berlaku semua larangan umroh seperti memotong dan menggunting rambut, memakai wewangian dan pakaian berjahit bagi laki-laki. Di depan masjid Bir-Ali, saya sempat jajan cemilan dan susu khas Saudi (yang ternyata produksi Bangladesh. Wkwk..) Rasanya biasa saja, kayak Susu Ultra. Cemilan warna merah bahkan dibawa pulang sampai kosan.
Micin dari Arab Saudi, kata salah seorang teman. Rasanya kayak kering kentang. Haha... |
Madinah-Mekkah ditempuh dalam waktu sekitar lima jam dengan bus. Di sepanjang jalan, kami melihat bukit, padang dan juga batu cadas. Tidak macet kecuali begitu masuk tanah Haram di Mekkah. Sejam pertama masih menarik, selanjutnya tidur. Amankan energi buat tawaf dan sai setibanya di Makkah nanti. Haha..
Pemandangan darat Madinah-Mekkah |
Kami menuju Mekkah sambil melantunkan kalimat talbiyah,
"Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan-ni'mata laka wal mulk, laa syariikalah." (Aku penuhi panggilan-Mu yang tidak ada riya dan sum'ah di dalamnya)
BERSAMBUNG ke bagian empat
Silahkan klik di sini.
Komentar
Posting Komentar